SENJABERGANTI

kata-kata berjalan ini , semoga dapat terangkum mengiringi hari-hari dimana aku ada di dalamnya ... bukan bermaksud, kalau terbaca ...

Thursday, May 29, 2008

Hari ini aku 32 tahun menghirup kemurahan Allah SWT

Matursembah nuwun ya Allah..

pagi ini, bangun dengan ucapan selamat dan ciuman yang dikecupkan oleh suami tercintaku....
"Selamat ulang tahun ya sayang.." katanya..
agak tergagap, karena sebenarnya hari ulang tahun yang ini udah terasa biasa....
tetapi ketika aku mengingat lagi hakekat hari ini, aku jadi merubah perasaanku..

sudah semestinya aku menghormati tanggal ini.. karena tepat pada hari ini ibuku sedang
jihad untuk melahirkan aku ke dunia.. untuk menjalani ujian sebelum menerima yang terbaik di akhirat nanti... terimakasih bapak dan ibu...

langsung perasaanku jadi melambung.. apa lagi yg kurang? Allah sayang sama diriku...
suami yg sholeh, baik, perhatian.. keluarga besar yg masyaallah sangat hebat!!!
Pekerjaan, karir, teman-teman sekantor, selingkungan yg menyayangiku...
sudah ada tempat berlindung yg benar-benar hommy.. sudah bisa beli si merah great corrolla 93... dan seabreg kebaikan yang pantas aku syukuri dengan berlebih...

Terima kasih ya Allah.. terimakasih...
atas semua kemudahan dan kenyamanan, kebahagiaan dan kesehatan yang Engkau limpahkan kepada kami...
berikan kami umur dan usia yang bermanfaat.. khusnul khotimah...
keluarga kami,suami, bapak ibu, mertua, adik-adik, ipar, teman-teman semoga selalu dalam perlindunganmu... sehat dan berumur panjang amin amin...

Karuniakan keturunan yg sholeh dan sholehah.. yg dapat menjadi pelita dalam kehidupan dan keluarga kami.. dapat membanggakan dan mencerahkan kehidupan kami...
Ya Allah yang Maha Pengasih, Maha Pemberi, Maha Bijaksana... Berikan yang terbaik dan mudahkan segalanya buat kami.. tunjukilah yg benar itu memang benar.. dan salah itu memang salah... berilah kami kekuatan utk menerima kebenaran amin.. amin... amin...

Setelah itu Bherta si sisterku menelpon utk ngucapin selamat.. lalu rindra, mencium dan nita rewangku turut menyalami...
kami berangkat ke kantor, di jalan bapak nelpon, tapi gak kedengaran.. jadi gak jadi...
nyampe kantor Kimung langsung teriak memberi selamat dan berkata dengan bangganya "im the firs one yg ngasih selamat kan mbakyu..." hue he he...
kemudian bapak nelpon lagi.. dengan segudang doa dan selamat.. amin..
lalu ibu nelpon juga, dengan permintaan maaf krn baru nelpon , masalahnya ada penyemprotan utk DB di rumah madiun...

setelah itu berturut-turut teman-teman kantor.. di pantry...
ada mas sulis, herdian, didin, sony, firman,mbak ina, mbak rani, uni dan lain-lain.. banyak dah pokoknya..
HP juga rame.. ada sms dari mbak ma, daniarnya bherta, rizkanya rindra,mas rustam, mbak rince,mbak okeu, mbak dias telpon dari buyung, mbak widi.. banyak juga dah...

semoga doa-doa yg diberikan oleh teman-teman, saudara-saudara, bapak ibu, suami dan mertua, adik-adik, kakak-kakak Engkau ijabahi ya Allah.. amin-amin...

Hari ini aku sudah 32 tahun hidup di dunia.. semoga Allah masih memberi kesempatan yang lebih panjang lagi untuk beribadah dan menjalani kehidupan ini..
terima kasih untuk semua teman-teman dan keluarga...
maturnuwun utk sigaran nyowoku.. mas Roby Hervindo...

Terima kasih.. begitu besarnya rahmat yg Allah limpahkan... Alhamdulillah...
Happy b'day to meee....

Wednesday, May 07, 2008

Mengapa aku belum juga hamil?

Sedih nian hatiku Tuhanku...
Perihnya tak terkira....
Sakit sungguh....

Hatiku selalu bertanya-tanya dosa apa aku pada Tuhanku, Manusiaku dan Bumiku?
Adakah sebongkah murka yang tak pernah teredam?
Adakah sesudut kepedihan yang selalu menganga?

Hingga rasanya terlalu susah membangun jalan bagi anak-anakku...
Lemah rasanya diri ini, lunglai tak bertepi...
Dengan segala kehampaan yang selalu saja mengintai untuk menyergap..

Tuhan, ampuni aku apabila selaksa salah dan alpaku membuatMu tak berkenan...
Kugiring semua tobatku untuk memeluk ridhomu..
Dan Sungguh Allah, benar-benar kami tak pernah beringsut menyangsikan kuasaMu...

Tapi Allah, mungkin aku memang hambamu yg dzalim...
Tak henti-hentinya mencari-cari sebab...
Berusaha mencari-cari kesalahan di setiap lipatan hati...
Mengalihkan kesedihan dengan menciptakan kesedihan lain...

Rasanya tidak ada orang lain yang sesedih aku...
Perasaan alami yang selalu menyeruak...
Mengasihani diri sendiri..
Merasa orang paling malang di seantero bumi...

Tuhan, jangan tinggalkan aku...
Setiap kali dua garis itu belum aku temukan...
Setiap kali itu pula tanpa kuasa air mataku menetes...
Detik itu juga hatiku retak... secuil demi secuil jatuh berdentang...

Allah.. Allah.. Allah...
Aku merasa selapis imanku terlepas..
Gemetar aku.. menyesali keadaaan.. dan merasa Engkau tidak mencintaiku...

Allah.. Allah.. Allah...
Ampunkan aku, yang merasa Engkau tidak adil kepadaku...
Padahal mungkin inilah yang terbaik untukku...
Untuk keluargaku.. untuk kehidupanku...
Ah, aku dengan segala kepicikanku..

Suamiku... Ya Allah...
Orang terbaik yang pernah aku temui...
Sosok tersabar, dengan segala kelebihan dan kekurangannya..
Selalu penuh dengan pemakluman...
Terbungkus indah dengan cinta dan kasih sayang...

Pemilik tulang rusukku yang hilang,
Sigaran nyawaku....
Tempat pembuangan akhir segala sampah sedih dan dukaku...
Timbunan keluhan dan perih yang selalu kusalurkan, saat aku selalu menemui satu garis...

Segala tangisan dan pertanyaan aku tumpahkan di dadanya...
Dada suamiku...
Tanpa perduli...
Aku menyandarkan sepenuh-penuh tubuhku kepadanya...

Tapi ya Allah....
Aku khilaf... Aku lupa...
Aku telah berbuat tak adil pada lelakiku satu-satunya...
Aku telah mendzaliminya....
Ya Allah...

Allah.. Allah.. Allah...
Tanpa sadar aku terus menimbunnya dengan residu...
Dengan segala limbah kesedihan,
Yang ternyata mengatasnamakan cinta dan manjaku...

Tidak kusadari kalau sedihnya pasti sepertiku...
Bahkan mungkin sedihnya melebihiku,
Selain sedih karena dua garis itu tak kunjung muncul,
Pilu tertingginya pasti karena sedihku...
Meranggas melihat istrinya selalu mengaku kalah...

Allah.. Allah...
Aku terlupa bahwa suamiku juga sebuah sosok..
Seseorang yang pasti juga memiliki bagian yang berhak untuk sedih...
Perisai yang dimilikinya pasti bisa juga terkikis...

Dan aku baru menyadari,
Bahwa hanya akulah yang bisa mengikisnya dengan mudah dan cepat...
Karena akulah sumber kuatnya, segala muara semangatnya...
Tetapi aku juga yang akan menjadi sumber terbesar kesedihan dan kepiluan hatinya...

Maafkan aku Allah...
Maafkan aku dengan segala keterbatasan yang aku miliki...
Aku yang hina yang serasa memiliki hak untuk memaksa...
Maafkan aku..

Suamiku,
Mohon maaf...
Rengkuhanmu yang berlebih, selalu tiada terasa cukup buatku...
Senantiasa aku menyurukkan kepalaku dan sedihku padamu seorang...

Mungkin aku silap untuk menyediakan rengkuhanku untukmu...
Selalu aku merasa yang paling sengsara...
Padahal pada saat bersamaan, mungkin engkau juga ingin bersandar sepenuh-penuhnya...
Berhasrat menumpahkan kepiluan, yang tak kunjung terkuras..
Karena engkau mendulukan menguras kepiluannku...
Dan menyimpan kesedihanmu dalam-dalam...

Suamiku,
Aku ingin merengkuhmu...
Dan menjadikan kebersamaan kita menjadi penutup segala putus asa...
Mengikis habis risaumu dan risauku...

Suamiku,
Maafkan istrimu...
Aku mendambamu dalam bahagiaku...
Seperti katamu selalu, ”Sampai akhir Mandaku.. Sampai akhir istriku....”

Allah.. Allah.. Allah...
Matur sembah nuwun..
Atas segala kelapangan..
Atas segala kelegaan hati yang Engkau limpahkan kepada hambamu ini...

JanjiMu kami dapatkan ya Allah...
”Maka menikahlah diantara kalian, maka kalian akan saling menyayangi dan tenteram”

Jakarta, 7 Mei 2008
Untuk suamiku,
Muhammad Roby Hervindo
Warna dalam hidupku....