SENJABERGANTI

kata-kata berjalan ini , semoga dapat terangkum mengiringi hari-hari dimana aku ada di dalamnya ... bukan bermaksud, kalau terbaca ...

Friday, July 28, 2006

menangis

25 juli kemaren, aku melaksanakan kewajibanku...
memaksa diri untuk membeli testpack... harganya 21 rb...
dalam hati, aku males...
males jika harus kecewa lagi...
males jika kudu bersedih lagi...

tetapi yah, karena malemnya mau ke dokter kandungan untuk therapy,
kayaknya harus nge check deh..
daripada dr Nugroho Kampono nya nanyain,"udah telat? udah di test? gimana hasilnya"
kalau aku nggak ngetest, takut dikira aku nggak perhatian dan nggak ngeharap punya anak...

padahal sumpah, demi jagad raya aku ingin banget punya momongan...
yang tumbuh di dalam rahimku,,,,
yg akan kuketahui keberadaannya, detak jantungnya, gerakannyanya...
bersama tumbuh dalam diriku...
tetapi kalau Allah belum berkenan memberi kami..
mungkin 'memiliki anak' belum hal terbaik bagi kami saat ini ....

nah, bener kan?
begitu di test, hasilnya negative...
aku sudah tahu bahwa mungkin akan negativeve dan berusaha untuk tidak bersedih...
telah berulangkali aku mengalaminya...

tetapi tetap saja, air mataku keluar dengan deras..
dan nggak mau berhenti, apalagi karena suami tercintaku masih tidur di kamar...
jadilah aku nggelendot di sampingnya sambil berbisik 'negative mas..'
suamiku membuka mata melihatku...
tersenyum dan terkejut, diusapnya air mataku... diciumnya pipi dan pelipisku...
"sayang, yang sabar... kamu masih mau berusaha kan?"
"rasanya aku capek mas.. sedih dan nelangsa.. capek minum obat dan therapi.."
"sssttt, Allah sudah sayannng sekali sama kita... kita nggak boleh suudzon dan berputus asa.."
aku terdiem..
"mandaku, nanti Allah marah lho.. sudah-sudah... yang penting kita sabar dan berusaha ya.."

air mataku tetap menggenang...
Ya Allah, kalau yang ini kami bener-bener berharap....
suamiku memelukku...
"sayang, anak tidak harus berasal dari rahimmu... kita dapat memiliki anak dari mana saja, asalkan aku tetap bersamamu.. karena aku menikah denganmu bukan hanya karena kamu harus memberiku anak..."
Aku terhenyak...

Aku mencoba berpasrah diri... semua aku serahkan pada 'yang memiliki hidup'